Apa Nama Kayu Anti Serangan Rayap ?
Kayu adalah salah satu material yang banyak digunakan dalam pembuatan furniture, bangunan, dan elemen pengisi interior. Kayu mendominasi pembuatan furniture lantaran menciptkan keindahan dan membuat hangat pada tiap ruangan. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa kayu rentan terhadap serangan rayap sehingga menyebabkan furniture menjadi lapuk dan keropos. Tetapi ada beberapa jenis kayu yang tidak mudah rapuh meski diserang dalam kurun waktu yang lama. Beberapa jenis kayu yang tahan lama terhadap rayap tentu membuat perabotan menjadi lebih awet dan tahan lama. Kayu-kayu tersebut seperti kayu jati, kayu ulin, merbau, sengon laut dan kayu laut.
1. Kayu Jati
Pohon jati terkenal dengan kelebihannya yang anti rayap karena itu sering digunakan sebagai bahan pembuat furniture. Tekstur yang kuat membuat perabotan berbahan jati menjadi tahan akan serangan rayap. Jika ada beberapa perabotan yang tidak menggunakan jati sebagai bahan dasar, ada beberapa cara untuk menghindari datangnya rayap. Furniture nonjati biasanya menggunakan mahoni sebagai penggantinya, sebelum difinishing rendamlah terlebih dahulu pada larutan obat anti rayap kurang lebih sehari. Lalu jemur dibawah sinar matahari dan tunggu hingga kering. Selanjutnya tahap terakhir baru bisa dilaksanakan yaitu finishing. Furniture dijamin lebih awet dan tahan atas serangan berbagai jenis rayap.
2. Kayu Merbau
Kayu Merbau biasanya dijadikan alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau termasuk jenis kayu yang cukup keras karena itu tahan terhadap serangga termasuk rayap. Pohon Merbau cocok pada hutan hujan tropis. Warna kayunya coklat kemerahan dengan tekstur serat garis terputus-putus. Pohon Merbau bisa ditemukan di Irian Jaya Papua.
3. Kayu Sengon
Kayu Sengon biasa disebut sika atau selawaku oleh orang Maluku. Sedangkan orang Papuan menyebutnya bae, bai, wai, dan wahogon. Kayu sengon memiliki pertumbuhan tercepat didunia dan mampu mencapai ketinggian hingga 7 m. Kayu sengon biasanya diproduksi menjadi peti-peti pengemas, papan partikel, dan papan lapis.
4. Kayu Ulin
Kayu ulin berasal dari Pulau Kalimantan yang merupakan kayu terkuat dari habitat aslinya. Pohon Ulin memiliki tinggi hingga 35 m dan panjang batang 5-20 m, diameternya antara 60-80 cm bahkan mencapai 50 cm. Pohon Ulin tumbuh berpencar atau mengelompok di dalam hutan, ulin tumbuh di atas permukaan laut yang datar sampai miring. Kulit pohon ulin licin dan berwarna kuning atau kelabu muda, tekstur kayunya pun kasar bahkan sangat keras sehingga sulit dipotong namun memiliki bau yang aromatis. Kayu Ulin diproduksi tidak hanya di Kalimantan, kawasan Asia tenggara, Bangka Belitung, Sumatera, Kepulauan Sulu, Sabah, Sarawak bahkan Pilipina juga mengolah produksi kayu ulin. Akibat sering diekploitasi di berbagai daerah, populasi kayu ulin pun terancam punah. Saat ini kayu ulin menjadi flora yang dilindungi oleh negara.
Pohon Ulin bisa tumbuh di daerah yang kering meskipun cenderung lebih suka pada daerah yang lembab. Selain itu ulin tumbuh baik di tanah dengan resapan air. Ulin tidak membutuhkan banyak cahanya hingga umur 3 tahun, selebihnya ulin akan membutuhkan cahaya sedikit demi sedikit. Kelebihan kayu Ulin seperti yang dielaskan yaitu tahan terhadap serangan rayap serta serangga penggerek. Kayu Ulin biasanya digunakan untuk konstruksi jembatan, bangunan yang terendam air, bantalan rel kereta pai, dermaga, bahan sirap atap dan masih banyak lagi. Kayu ulin bisa menumpulkan alat-alat karena teksturnya yang keras. Namun jika dijadikan sebuah furniture akan menghasilkan perabotan yang tahan lama.