Rayap Hama Perusak Bangunan Gedung (bagian 1)
Rayap Hama Perusak Bangunan Gedung
Dalam kehidupan sehari-hari, rayap belum dianggap sebagai sumber ancaman yang merugikan. Hal ini berkaitan dengan tingkat apresiasi masyarakat yang masih rendah terhadap persoalan hama yang merugikan, baik secara ekonomi pada bangunan, sanitasi, dan kenyamanan lingkungan. Padahal, kerugian akibat serangan rayap hama diperkirakan mencapai Rp 2,6 triliun setahun.
Orang mungkin banyak yang tidak mengetahui bahwa gedung-gedung tinggi yang ada di Jakarta sudah terserang rayap. Serangan makhluk sosial tersebut mampu mencapai lantai dua belas sebuah hotel bertaraf internasional yang berada di kawasan Jalan Jenderal Sudirman. Bahkan beberapa tahun yang lalu, rayap sudah menyerang plafon di ruang tamu Istana Merdeka. Sehingga plafon di ruangan itu ambruk.
Kenyataan ini membuktikan , betapa besar kerugian akibat serangan rayap. Memang tidak semua rayap menjadi musuh manusia. Ada juga rayap yang tugasnya mengembalikan nutrisi tanah. Rayap ini dapat menjadi kawan manusia dan keberadaannya harus dijaga. Sedangkan rayap yang menjadi musuh dan senang menyerang bangunan, salah satunya dari jenis Coptotermes. Hama ini dapat merusak plafon, buku, kusen, meja, kursi, kertas dokumen, dan lain-lain.
Indonesia merupakan tempat yang nyaman bagi berkembangnya berbagai spesies rayap. Karena alamnya yang lembab dan hangat, serta tanahnya yang kaya selulosa. Di Indonesia terdapat kurang lebih 200 spesies rayap. Sedangkan spesies yang baru dikenal sekitar 20, yang dikenal sebagai hama yang merusak kayu serta hama hutan atau pertanian.
Rayap sebagai serangga yang ada di alam dapat membantu manusia untuk membersihkan sampah alam, yakni mendekomposisikan sisa kayu dan sebagainya. Sejalan dengan pertumbuhan permukiman dan perkantoran di tempat-tempat yang dahulunya tempat koloni rayap hidup, maka muncul masalah dengan hama rayap.