Pengendalian Kecoa di Gedung Perkantoran
Pengendalian Kecoa di Gedung Perkantoran
Hama permukiman bisa hidup dan berkembang biak di mana saja, asalkan tersedianya sumber makanan, tempat berkembang biak, dan tempat beristirahat. Bila ketiga hal itu tersedia, hama permukiman seperti kecoa, tikus, dan nyamuk akan merasa nyaman berada di suatu tempat. Kenyataannya, permasalah hama di gedung perkantoran tidak hanya menyangkut tikus dan nyamuk saja. Tapi kecoa juga sering menjadi masalah yang menunjukan faktor sanitasi di tempat tersebut tidak baik, sekaligus mengindikasikan keadaan setempat belum bisa dikatakan sehat atau bebas dari hama. Sehingga pengendalian kecoa di gedung perkantoran menjadi sangat penting dilakukan.
Dengan adanya sisa makanan di pantry akan mengundang kecoa untuk berkembang biak di tempat tersebut. Ditambah lagi banyaknya kertas di dalam gudang akan menjadi tepat mencari makan dan beristirahat. Pasalnya, serangga ini dapat memakan penjilidan buku, majalah, dan bungkus makanan. Sementara tanpa disadari, kecoa sebagai pembawa penyakit seperti Staphylococus yaitu menyebabkn peracunan makanan, diare, dan infeksi kandungan kemih.
Kecoa atau lipas biasa hidup bergerombol dan berpindah tempat. Tapi dalam mencari makanan, kecoa bergerak secara sendirian. Karena seringnya berpindah tempat, kecoa dapat membawa virus Poliomyelitis dan ditengarai sebagai pembawa organisme yang menyebabkan tuberculosis, influenza, meningitis, dan lain-lain. Dengan gambaran demikian, betapa kehadiran kecoa di perkantoran sangat berbahaya bagi kesehatan karyawan.
Jadi, kehadiran serangga yang terdiri dari beberapa jenis ini tak boleh dipandang remeh. Adapun jenis kecoa terdiri dari kecoa Periplaneta americana (kecoa Amerika), Blatella germanica (kecoa Jerman), Periplaneta australasiae (kecoa Australia), dan Blatta orientalis (kecoa yang berasal dari daerah oriental).
Kecoa sebagai serangga yang bertubuh pipih, lonjong, berwarna coklat kehitaman dan mengkilap, serta menimbulkan bau yang tidak enak. Serangga ini dapat menyelinap pada celah atau pun retakan kayu dan beton sekecil apapun. Tapi serangga ini bukan berarti tidak bisa dikendalikan populasinya di gedung perkantoran.
Di gedung perkantoran, keberadaan kecoa dapat dikendalikan dengan cara memasang perangkap atau jebakan. Misalnya, dengan menggunakan lem sebagai alat untuk menangkap kecoa (Pengendalian non-kimiawi). Sedangkan pengendalian secara kimiawi seperti menggunakan bahan insektisida residual, dengan cara disemprotkan dengan memakai alat knapsack sprayer atau compressed air sprayer, menggunakan nozzie dengan semburan yang menyerupai kipas. Cara ini dapat membunuh kecoa setelah dilakukan penyemprotan.
Apabila populasi kecoa di gedung perkantoran sudah tinggi dan menimbulkan bau yang tidak enak, maka pihak yang bersangkutan dapat meminta perusahaan jasa pengendalian hama untuk melakukan treatment. Sehingga serangga ini dapat tekan populasinya atau dibasmi. Hal ini tentunya bertujuan untuk menghindari bahaya penyakit yang dibawa kecoa.