Rayap yang bermata buta dapat membuat kropos struktur bangunan sebuah rumah. Akibatnya, rumah bisa roboh akibat serangan rayap. Meski selama ini kehadirannya di dalam rumah masih dipandang sebelah mata. Kehadiran serangga ini baru dianggap berbahaya ketika telah menimbulkan kerusakan terhadap rumah atau bangunan gedung. Mungkin pembaca masih ingat, rayap pernah membuat ambruk plafon ruang tamu di Istana Merdeka. Berita itu sempat di muat di dalam sebuah majalah berita yang terbit di Jakarta. Hal itu menunjukkan betapa rayap mempunyai daya rusak yang tinggi. Sehingga serangga yang hidup secara berkoloni ini dapat merugikan secara ekonomi, sanitasi, dan kenyamanan lingkungan.
Rumah roboh akibat serangan rayap bukan hal yang mustahil. Hal itu bisa terjadi bila rumah yang diserang rayap dibiarkan berlama-lama tanpa penanganan anti rayap dari perusahaan jasa pengendalian hama rayap. Dalam kenyataannya, tidak hanya rumah yang roboh karena serangan rayap. Bahkan sekolah dasar sebagai sarana belajar dan mengajar, juga roboh diserang rayap. Hal itu bisa terjadi disebabkan tidak ada pengendalian rayap pada pra-kontruksi. Sehingga bangunan itu menjadi sasaran empuk bagi rayap tanah. Bisa juga dilakukan pembiaran ketika rayap sudah menyerang rumah atau bangunan itu.
Sesungguh serangga ini mampu menembus saluran instalisi listrik, lorong lift, AC control untuk menyerang gedung tinggi, seperti pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, dan gedung perkantoran. Serangga ini juga mampu memanfaatkan retakan besar dan celah kecil untuk merayap ke atas menara di antara nat marmer yang menempel pada dinding bangunan dan lem perekat yang menghubungkan kaca dengan dinding bangunan.
Rayap tak pernah tebang pilih dalam menyerang rumah atau bangunan gedung. Serangga ini dapat menyerang rumah yang berada di perkampungan atau kompleks pejabat tinggi negara. Baru-baru ini sebuah rumah besar di kompleks pejabat tinggi negara diserang hama rayap. Hingga serangan rayap itu membuat keropos pintu, kusen, dan jendela rumah itu. Tapi serangan rayap itu segera ditangani oleh perusahaan jasa pengendalian hama rayap (termite control), sehingga tak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Demikian pula yang terjadi di sebuah rumah yang berada di lingkungan perumahan sebuah instansi pemerintah, rayap telah merusak kusen pintu kamar tidur. Akibatnya, secara etetika kusen pintu itu tak lagi menarik untuk dilihat karena keropos dimakan rayap. Bisa dibayangkan, kalau rayap sudah menyerang kusen pintu kamar tidur yang berada di tengah ruangan. Itu artinya koloni rayap sudah mengepung rumah dinas itu. Lagi-lagi, pihak yang berwenang segera menggunakan perusahaan jasa pengendalian hama rayap untuk mengendalikan populasi rayap di rumah itu.
Tak hanya itu, sebuah apartemen yang berada di bilangan Jakarta Selatan, belum lama ini juga diserang hama rayap. Namun pihak yang berwenang di apatemen tersebut segera menggunakan perusahaan jasa pengendalian rayap untuk mengendalikan populasi rayap di tempat tersebut. Kecepatan dalam menangani serangan hama rayap memang perlu agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Rayap yang menyerang sebagian besar gedung bertingkat adalah rayap dari jenis Coptotermes (rayap tanah). Apabila rayap sudah menyerang bangunan atau gedung, maka dapat dipastikan bangunan tersebut bakal mengalami kerusakan. Dengan begitu masa pakai bangunan itu akan berkurang.
Menurut Prof. Ir. H.M Surjono Surjokusumo, MSF, PH.D, pada saat ini rasanya tidak ada bagian dari lingkungan permukiman di Indonesia yang steril dari serangan rayap, bahkan di sebagian besar daerah di Jawa, frekuensi serangan tanah (tidak termasuk rayap kayu kering) pada bangunan gedung lebih dari 25%. Di DKI Jakarta frekuensi serangan rayap mencapai 78,3% dan di beberapa tempat lainnya di Jawa.
Di pihak lain, lanjutnya, serangan rayap juga tidak hanya milik bangunan-bangunan sederhana dengan tipe kontruksi bangunan yang memungkinkan rayap mendapatkan jalan untuk memperoleh sumber makanannya di dalam bangunan, tetapi juga kasus serangan rayap pada saat ini telah merambah ke bangunan-bangunan menara tinggi seperti gedung pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, dan gedung perkantoran. Lebih dari 50% gedung bertingkat di Jakarta sekarang telah terserang rayap. (Azhar Jahari Noersyam)